Benci Malaysia
Prof. Dr. Deliar Noer dalam bukunya politik Islam menulis "dalam rangka konfrontasi dengan Malaysia yang diprakarsai oleh Soekarno keluarga NU membentuk sukarelawan/i yang rela diterjunkan ke Malaysia, termasuk isteri tokoh2 partai tersebut..."
Diwaktu ganyang Malaysia orang Jawa berbondong-bondong menjadi pasukan sukarela ke Malaysia. Saya pernah berjumpa dengan generasi sukarela ganyang Malaysia yang katanya orang tua mereka mendapat kemaafan dari raja dan diangkat menjadi keluarga. Pasukan terjun payung yang bingung karena tidak bisa melakukan apa-apa setelah sampai di Malaysia karena ketiadaan senjata. Akhirnya mereka menyatu dengan masyarakat -bukan sebagai pasukan berani mati- tetapi sebagai petani di Malaysia.
Seorang kawan wartawan mengatakan, banyak orang Jawa yang mendaftar –dibayar- dalam ganyang Malaysia mau masuk melalui Kalimantan untuk berperang dengan Malaysia, dalam sengketa klaim budaya seperti tari pendet, reog ponorogo dll. baru-baru ini.
TKI/TKW pembantu rumah tangga yang mayoritasnya berasal dari Jawa walaupun mereka benci dengan Malaysia –karena tekanan kerja-, tetapi setelah balik ke Indonesia mereka akan menggunakan loghat Malaysia antara sesama mereka.
Bahkan menurut beberapa orang kawan, banyak diantara anggota RELA yang menggunakan loghat Jawa waktu menangkap TKI illegal di Malaysia. Ya, orang Jawa menangkap dan memeras orang Jawa di Malaysia.
Bukan hanya itu menurut pengakuan seorang TKI pada saya, "itu toke sudah bayar gaji kami ke sub –orang Jawa- tapi kawan kami itu melarikan uang itu ke kampung untuk bangun rumah dan kawin.." –orang Jawa menipu orang jawa-
Cinta Malaysia
Berjalan-jalanlah ke kampung-kampung di Johor, Selangor dan masyarakat Felda saat ini, pasti anda temukan banyak sekali komunitas, kampung, desa, kedai Jawa dalam masyarakat itu. Tetapi mereka biasanya merasa tidak senang dikatakan orang Jawa walaupun adat budaya, sosial, nama, intonasi bahasa mereka masih sangat kental ke Jawa-jawaannya.
Menurut Prof. Dr. Othman, orang Jawa di Indonesia tidak mau mengaku sebagai orang Melayu –walaupun Unesco mengatakan mereka Melayu-, tapi kalau orang Jawa Malaysia dikatakan bukan melayu mereka akan marah.. Mereka dengan bangganya mengaku sebagai anak Malaysia, bagian dari bangsa Melayu dan beragama Islam.
Diwaktu Yeni anak Gusdur dan Muhaimin –waktu yang berdeda- datang ke Malaysia melihat keadaan pekerja-pekerja Jawa di Malaysia dalam hati saya berfikir, " eleh... tahu apa anda tentang Malaysia selain demi kepentingan mencari populeritas politik menjelang pemilu saja..
Kemunafikan orang Jawa juga berlaku di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan sebagainya. Walaupun pasukan Siliwangi dari Jawa pernah berperang dengan daerah tersebut, namun APBD mereka berasal dari wilayah itu dan secara berkala masyarakat Jawa dikirim sebagai transmigran ke wilayah yang kaya SDA tersebut.
Soekarno pernah berjanji bersumpah dengan menyebut nama Allah, dengan menangis dan memeluk kepada daud Barueh akan memberikan kemerdekaan pada Aceh untuk mengurus daerahnya sendiri dengan syariat Islam yang telah mereka amalkan jauh waktu Iskandar Muda Tsani lagi, ternyata juga dikhianati Soekarno.
Mereka mau kekayaan alamnya, tetapi tidak mau membangunkan wilayahnya, itulah yang menyebabkan pemberontakan PRRI, Permesta, Dewan Banteng, Dewan Gajah dan sebagainya dulu.
Seorang tokoh Sumatera mengatakan di media, kami tidak akan berperang dengan Malaysia. Kalau juga terpaksa harus memilih, maka kami lebih baik berperang dengan Jawa daripada berperang dengan saudara kami di Malaysia.
Mungkin pertimbangan ini sangat logik karena hampir semua suku kaum yang ada di Sumatera terdapat dan exis di Malaysia. Mereka ada yang menjadi Menteri, Profesor, Jenderal dan sebagainya.
Menyatunya sejarah Aceh Darus Salam dimasa Iskandar Muda Tsani, Riau Lingga, Malaka. Eratnya hubungan keluarga diraja, jaringan cendekiawan muslim, suku kaum Aceh, Mandailing, Riau, Palembang, Minang, Rao, Jambi, Kerinci dan sebagainya antara Semenanjung dengan Sumatera tidak akan bisa dihapus dalam sejarah begitu saja.
Beberapa orang profesor kawan saya orang dari Jawa kini mengabdi sebagai dosen tamu di Malaysia. Beberapa orang Jawa warganegara Malaysia sekarang menjadi tokoh anutan seperti Siddik Fadzil, Fadhilah Khamzah, Aziz Sattar dll. Artinya judul "Jawa" -tanda kutip- di atas bukan berarti generalisasi. Banyak juga diantara mereka yang baik dan tidak munafik.
No comments:
Post a Comment