Sambut dengan program kerohanian
SHAH ALAM – Pertubuhan Muttaqa Asatizah dan Pendakwah Malaysia (Murshid) menyokong sambutan tahun baharu diisi dengan program berbentuk kerohanian.
Pengerusinya, Dr Zaharuddin Abdul Rahman berkata, sambutan yang diselangi dengan konsert dan pertunjukan bunga api bukan saja tidak bersesuaian dengan landasan agama, malah dilihat tidak sensitif dengan keresahan rakyat yang berdepan dengan kenaikan kos sara hidup.
"Dari sudut Islam, sambutan tahun baharu sepatutnya mengingatkan kita tanggungjawab yang telah lepas dan apa yang perlu diperbaiki.
Dalam konteks itu, sudah tentu program meningkatkan kesedaran seperti kuliah agama perlu diutamakan.
"Lebih-lebih lagi rakyat bakal berdepan dengan kenaikan kos sara hidup tahun depan. Jika tahun baharu disambut dengan pertunjukan bunga api, seolah-olah tidak peka dengan keresahan orang ramai," katanya kepada Sinar Harian, semalam.
Kelmarin, Pemuda Umno mencadangkan kerajaan tidak menganjurkan sambutan ambang tahun baharu 2014 dengan konsert dan pertunjukan bunga api.
Sebaliknya, kehadiran tahun baharu lebih wajar diisi dengan solat hajat, bacaan Yasin dan doa selamat di surau dan masjid seluruh negara.
Mengulas lanjut, Zaharuddin berkata, setiap program yang diadakan perlu mengandungi pengisian yang dapat meningkatkan kualiti pemikiran masyarakat.
"Jika selama ini syarikat korporat menaja bunga api, mungkin mereka boleh mengubah tanggungjawab sosial korporat (CSR) itu kepada program selawat, nasyid atau doa selamat.
"Program juga tidak semestinya berbentuk keagamaan, tetapi boleh dipelbagaikan seperti ceramah motivasi dan pengurusan kewangan. Kita mahu agar tahun baharu bukan sekadar sambutan, tetapi dapat mengajak masyarakat ke arah lebih baik," katanya.
Selain itu, katanya, cara demikian juga boleh mengurangkan masalah sosial yang sering dikaitkan dengan sambutan tahun baharu.
SHAH ALAM – Pertubuhan Muttaqa Asatizah dan Pendakwah Malaysia (Murshid) menyokong sambutan tahun baharu diisi dengan program berbentuk kerohanian.
Pengerusinya, Dr Zaharuddin Abdul Rahman berkata, sambutan yang diselangi dengan konsert dan pertunjukan bunga api bukan saja tidak bersesuaian dengan landasan agama, malah dilihat tidak sensitif dengan keresahan rakyat yang berdepan dengan kenaikan kos sara hidup.
"Dari sudut Islam, sambutan tahun baharu sepatutnya mengingatkan kita tanggungjawab yang telah lepas dan apa yang perlu diperbaiki.
Dalam konteks itu, sudah tentu program meningkatkan kesedaran seperti kuliah agama perlu diutamakan.
"Lebih-lebih lagi rakyat bakal berdepan dengan kenaikan kos sara hidup tahun depan. Jika tahun baharu disambut dengan pertunjukan bunga api, seolah-olah tidak peka dengan keresahan orang ramai," katanya kepada Sinar Harian, semalam.
Kelmarin, Pemuda Umno mencadangkan kerajaan tidak menganjurkan sambutan ambang tahun baharu 2014 dengan konsert dan pertunjukan bunga api.
Sebaliknya, kehadiran tahun baharu lebih wajar diisi dengan solat hajat, bacaan Yasin dan doa selamat di surau dan masjid seluruh negara.
Mengulas lanjut, Zaharuddin berkata, setiap program yang diadakan perlu mengandungi pengisian yang dapat meningkatkan kualiti pemikiran masyarakat.
"Jika selama ini syarikat korporat menaja bunga api, mungkin mereka boleh mengubah tanggungjawab sosial korporat (CSR) itu kepada program selawat, nasyid atau doa selamat.
"Program juga tidak semestinya berbentuk keagamaan, tetapi boleh dipelbagaikan seperti ceramah motivasi dan pengurusan kewangan. Kita mahu agar tahun baharu bukan sekadar sambutan, tetapi dapat mengajak masyarakat ke arah lebih baik," katanya.
Selain itu, katanya, cara demikian juga boleh mengurangkan masalah sosial yang sering dikaitkan dengan sambutan tahun baharu.
Syi'ar Agama Kafir, Umat Islam Jangan Ikut Merayakan Tahun Baru
malaysiaberih.blogspot
ustazcyber.com
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang Esa. Shalawat dan salam kepada Nabi terakhir, Muhammad bin Abdillah, serta keluarga dan sahabatnya.
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang Esa. Shalawat dan salam kepada Nabi terakhir, Muhammad bin Abdillah, serta keluarga dan sahabatnya.
Setiap umat memiliki hari besarnya masing-masing untuk mengenang dan menghidupkan moment tertentu atau untuk mengungkapkan kebahagiaan, kesenangan, dan syukur yang sifatnya berulang setiap tahun. Dan Allah mengetahui kecenderungan yang ada dalam diri manusia ini, karenanya Dia memberi petunjuk untuk mengapresiasikannya dengan cara yang mulia. Yaitu dengan mengingatkan hikmah penciptaan, tugas manusia, dan ibadah kepada Allah.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tiba di Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bermain-main (bersenang-senang) di dalamnya. Lalu beliau bertanya, "Dua hari apa ini?" Mereka menjawab, "Dua hari yang kami bermain-main (bersenang-senang) di dalamnya pada masa Jahiliyah." Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mengganti untuk kalian dua hari tersebut dengan Idul Adha dan Idul Fitri." (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda kepada Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu, "Hai Abu Bakar, setiap kaum memiliki hari raya, dan inilah hari raya kita." (HR. Bukhari).
Dua hadits ini menjadi dalil bahwa hari raya umat Islam hanya dua tersebut. Berbeda dengan hari raya selainnya, baik yang bersifat keagamaan, kenegaraan, atau duniawi.
Banyak sekali nash syar'i yang menerangkan karakteristik umat ini yang berbeda dengan umat, agama, dan kelompok lainnya, agar menjadi umat terbaik. Yaitu umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang menjadi rasul terakhir dengan kitab suci al-Qur'an.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali Imran: 110).
Dalam hadits Mu'awiyah bin Haidah berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Kalian adalah penyempurna tujuh puluh umat. Kalian yang terbaik dan paling mulia di mata Allah 'Azza wa Jalla." (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Hakim).
Beliau bersabda lagi, "Penghuni surga ada 120 baris. Sedangkan umat ini sebanyak 80 barisnya." (HR, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Namun kenyataannya, pada zaman ini banyak umat Islam yang tidak memahami posisi dan kedudukan mereka. Malahan mereka tertarik dengan perayaan hari Natal dan tahun baru yang menjadi syi'ar agama Kristen. Hal ini disebabkan tidak adanya pemahaman yang benar dan lemahnya ikatan aqidah mereka. Sehingga mereka terkadang ikut-ikutan dengan budaya dan tradisi orang kafir, antara lain:
Saling mengucapkan selamat hari raya Natal, saling kirim kartu lebaran baik melalui pos atau internet.
Ikut serta memeriahkan hari Raya Natal di gereja, hotel, gedung serba guna, atau melalui media elektronik.
Membeli pohon natal dan memasang patung Sinterklas (Santa Claus) yang katanya mencintai anak-anak dengan membagi-bagikan hadiah sejak malam Natal hingga malam tahun baru.
Bermaksiat, melakukan kejahatan, dan mabuk-mabukan pada malam tahun baru serta bentuk-bentuk lainnya.
Perayaan Tahun Baru
Enam hari setelah Natal 25 Desember, tibalah tahun baru Masehi tanggal 1 Januari. Umat kristiani biasa menggabungkan ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru. Tak sedikit umat Islam yang latah terjebak promosi kekafiran dengan mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru Masehi.
Banyak keyakinan batil yang ada pada malam tahun baru. Di antaranya, siapa yang meneguk segelas anggur terakhir dari botol setelah tengah malam akan mendapatkan keberuntungan. Jika dia seorang bujangan, maka dia akan menjadi orang pertama menemukan jodoh dari antara rekan-rekannya yang ada di malam itu. Keyakinan lainnya, di antara bentuk kemalangan adalah masuk rumah pada malam tahun tanpa membawa hadiah, mencuci baju dan peralatan makan pada hari itu adalah tanda kesialan, membiarkan api menyala sepanjang malam tahun baru akan mendatangkan banyak keberuntungan, dan bentuk-bentuk khurafat lainnya.
Sesungguhnya keyakinan-keyakinan batil tersebut diadopsi dari keyakinan batil Nasrani. Yang hakikatnya, mengadopsi dan meniru budaya batil ini adalah sebuah keharaman. Karena siapa yang bertasyabbuh (menyerupai) kepada satu kaum, maka dia bagian dari mereka.
Di sisi lain, perayaan tahn baru dihiasi dengan gebyar maksiat. Demi menunggu momen pukul 00.00 banyak orang rela menghambur-hamburkan harta secara mubazir untuk pesta kembang api, pesta miras, festival hiburan yang berbaur pria dan wanita, perzinaan dan pesta maksiat lainnya.
Dari sini maka bisa diambil kesimpulan, bahwa tahun baru tidak boleh dijadikan sebagai hari yang dirayakan oleh umat Islam, dengan dua alasan: Pertama, mengandung nilai keagamaan yang kufur.
Kedua, mengandung nilai kefasikan, berbuat seenaknya, berakhlak seperti binatang yang tak pantas ditiru manusia, terlebih oleh orang beriman.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sangat tegas melarang aktifitas yang membesarkan syi'ar kekufuran.
Dalam hadits shahih disebutkan, ada seseorang bernazar di masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk menyembelih unta di Bawwanah –yaitu nama suatu tempat-, ia lalu mendatangi Nabi dan berkata: "Aku bernazar untuk menyembelih unta di Bawwanah", Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Apakah di sana ada berhala jahiliyah yang disembah?" Mereka berkata: "Tidak", beliau bersabda: "Apakah di sana dilakukan perayaan hari raya mereka?." Mereka berkata : "tidak." Beliau bersabda: "Tunaikanlah nazarmu, sesungguhnya tidak boleh menunaikan nazar yang berupa maksiat kepada Allah dan yang tidak mampu dilakukan oleh anak Adam." (HR. Abu Dawud dan sanadnya sesuai syarat as-Shahihain).
Dari Abdullah bin Amru bin 'Ash Radhiyallahu 'Anhu, beliau berkata:
مَنْ بَنَى بِبِلاَدِ الأَعَاجِمِ وَصَنَعَ نَيْرُوزَهُمْ وَمِهْرَجَانَهُمْ وَتَشَبَّهَ بِهِمْ حَتَّى يَمُوتَ وَهُوَ كَذَلِكَ حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Barangsiapa yang tinggal di negeri orang-orang kafir, meramaikan peringatan hari raya nairuz (tahun baru) dan karnaval mereka serta menyerupai mereka sampai meninggal dunia dalam keadaan demikian. Ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat." (Sunan al-Baihaqi IX/234).
Penutup
Tradisi merayakan tahun baru dengan berbagai cara –langsung atau tidak- telah ikut-ikutan memeriahkan tradisi orang kafir. Syi'ar kekufuran semakin besar dan menjadi-jadi. Tanpa disadari umat Islam banyak terjebak pada tindakan tasyabbuh (menyerupai) dengan orang kafir dalam perayaan tersebut.
Di sisi lain, tradisi perayaan tahun baru dihiasi dengan berbagai kemaksiatan dan perkara yang disenangi syetan. Muslim yang baik hendaknya menghindari lagkah-langkah syetan. [PurWD/voa-islam.com]
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
" Minuman para Anbia : http://higoat-2009.blogspot.com/"
" Anda masih mencari jodoh? Lawati http://www.myjodoh.net"
" Kertas Soalan Ramalan Matematik 2010 : http://maths-catch.com/exam"
" Kedai Maya : http://halawahenterprise.blogspot.com/"
" Blog Sahabat RG : http://azwandengkil.blogspot.com"
Terima kasih kerana sudi bersama kami. Untuk mendapatkan maklumat lanjut tentang ReSpeKs Group, sila ke : http://respeks-group.blogspot.com.
Segala email yang tersiar melalui Respeks Group adalah tanggungjawab penulis asal email. Owner atau moderator tidak bertanggungjawab ke atas setiap email yang disiarkan dan sebarang dakwa dakwi tiada kena mengena dengan moderator group.
" Anda masih mencari jodoh? Lawati http://www.myjodoh.net"
" Kertas Soalan Ramalan Matematik 2010 : http://maths-catch.com/exam"
" Kedai Maya : http://halawahenterprise.blogspot.com/"
" Blog Sahabat RG : http://azwandengkil.blogspot.com"
Terima kasih kerana sudi bersama kami. Untuk mendapatkan maklumat lanjut tentang ReSpeKs Group, sila ke : http://respeks-group.blogspot.com.
Segala email yang tersiar melalui Respeks Group adalah tanggungjawab penulis asal email. Owner atau moderator tidak bertanggungjawab ke atas setiap email yang disiarkan dan sebarang dakwa dakwi tiada kena mengena dengan moderator group.
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment