Tuesday, February 21, 2012

RG2011... Asri: Hadir Thaipusam boleh, tapi bersyarat

 

Assalamu'alaikum,
saya ambil sebahagian artikel ustaz mad dalam : www.salnboru.blogspot.com

Sesungguhnya larangan menyerupai suatu kaum lain telah jelas dinyatakan oleh Allah Swt. :
 
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israel Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan kerana kedengkian (yang ada) di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya. Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui".
Surah Al Jatsiyah (45) : ayat 16-18
 
Mafhum ayat ini : Dan Allah melarang Baginda Saw. untuk mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengerti (tidak berilmu). Dan boleh dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang tidak mengerti setiap orang yang menyelisihi syari'at-Nya. Adapun hawa nafsu mereka adalah apa yang mereka inginkan dan perkara yang ada pada kaum musyrikin, yaitu berupa penampilan lahiriyah mereka yang merupakan konsekuensi dari agama mereka yang batil dan perkara-perkara yang menyertainya. Juga, mencocoki mereka dan mengikuti apa yang mereka nafsukan.
 
Oleh kerana itu, orang-orang kafir merasa senang dan gembira apabila kaum muslimin samencocoki mereka pada sebahagian perkara-perkara mereka. Mereka juga berangan-angan untuk mencurahkan sebahagian besar (usaha/kekuatan) agar hal itu dapat terjadi. Kalaupun perbuatan menyerupai mereka (orang-orang kafir) termasuk mengikuti hawa nafsunya, tidak diragukan lagi bahawa menyelisihi mereka dalam hal lahiriyah menjadi pemupus unsur mengikuti (hawa nafsu) mereka, dan lebih membantu untuk mendapatkan keredhaan Allah ketika meninggalkannya. Dan mencocoki mereka seringnya akan menjadi jalan untuk mencocoki mereka dalam perkara yang lainnya. Karena : orang yang mendekati batas larangan, maka hampir-hampir ia akan terjerumus di dalamnya".
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Kitab Iqtidlaa' Siraathi Mustaqiim Li Mukhalafati Ashaabil Jahiim. Jilid 1 halaman 98
 
Juga larangan menyerupai suatu kaum lain telah jelas dinyatakan oleh Nabi Saw. :
 
"Bcarangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka".
Hadis riwayat imam Ahmad rh. dan yang lainnya, disahihkan oleh Syeikh Al Albani dalam Kitab  Al Irwaa' no. 1269.
 
Mafhumnya : Pada hadis ini membawa pengertian bahawa seringan-ringan hukum adalah dalil pengharaman tasyabbuh walaupun pada zahir hadis ini menunjukkan makna kufur orang yang meniru atau menyerupai orang-orang kafir seperti yang difahamkan dari ayat Allah yang bermaksud : "Barang siapa yang melantik mereka di kalangan kamu maka ia tersendiri akan tergolong dalam kalangan mereka". Sesungguhnya antara faktor utama hapusnya agama Allah serta syariatnya dan muncul kekufuran serta kemaksiatan adalah sikap tasyabbuh dengan orang-orang kafir sepertimana asal setiap kebaikan itu ialah bersungguh-sungguh menjaga sunnah Anbiya' dan syariat mereka.
Syeikhul Islam Taimiyyah rh., Kitab Iqtidlaa' Siraathi Mustaqiim Li Mukhalafati Ashaabil Jahiim. Jilid 1 halaman 103
 
Hakikatnya ummat mukminin dilarang sama sekali melakukan perbuatan bercirikan agama dan penyembahan kaum musyrikin dan perintah itu amat jelas di dalam Al Qur'an ul Haaq. Allah Swt. menyuruh hamba-Nya yang beriman untuk mengikuti jalan kekasih-Nya Ibrahim Ahs. meneladani baginda dalam sikap memusuhi musuh-musuh Allah Swt. dan berlepas diri (meninggalkan) dari apa yang (perbuatan) mereka sembah dari selain Allah, dan menampakkan sikap kebencian dan permusuhan selama mereka masih ingkar kepada Allah Swt. :
 
"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia ; ketika mereka berkata kepada kaum mereka : Sesungguhnya kami bara' (berlepas diri) dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah semata-mata".
Surah Al Mumtahanah (60) : ayat 4
 
Dan barangsiapa yang tidak meneladani Ibrahim Ahs. dalam mentauhidkan Allah Swt. serta bersama dengan sikap permusuhan tersebut, malah melakukan pula perbuatan amalan mereka (musyrikin) dan berbaik melampaui batas, maka ia memperbodoh dirinya sendiri karena meninggalkan millah Ibrahim. Sebagaimana firman Allah Swt. :

"Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh".
Surah Al Baqarah (2) : ayat 130
 
Berdasarkan dalil dan nas yang dinyatakan di atas, adalah wajib ke atas setiap ummat muslimin berpegang teguh kepada tauhid Islam yang suci dan tidak melakukan perbuatan selainnya :
 
"Bahawasanya inilah jalan Ku yang lurus, maka ikutlah kamu akan dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan Allah. Itulah perintah Tuhan kepadamu, supaya kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa".
Surah Al An'aam (6) : ayat 153
 
Dan kewajiban itu termasuk meninggalkan apa jua bentuk penyerupaan (tasyabbuh) yang terlarang dan diharamkan di dalam Islam (amalan agama mereka, penyembahan agama mereka, amal ibadat mereka, meraikan dan menghadiri perayaan agama, apa-apa jua ritual dan spiritual ibadah mereka dll.). Lantaran semua perbuatan itu, adalah mengikuti jalan-jalan yang lain, yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan Allah.
 
Dari sejarah pula, tidak pernah berlaku pada zaman Nabi Saw. Demikian juga telah ijma' pada zaman sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in, tidak pernah berlaku mereka hadir, merayakan dan ikut serta dalam apa jua perayaan-perayaan orang kafir. Malah pernah Amirul Mukminin Umar bin Al Khattab Rhu. meletakkan syarat yang kemudian dipersetujui oleh para sahabat dan fuqaha' selepasnya bahawa ahli zimmah dari golongan ahli kitab tidak boleh menzahirkan perayaan mereka di dalam negara Islam. Sedangkan ahli kitab sendiri dilarang menzahirkan perayaan mereka, mengapa pula sekarang ada orang Islam yang beria-ia benar untuk hadir, merayakan dan ikut serta dalam apa jua perayaan-perayaan orang kafir.
 
Harus diingat, Baginda Nabi Saw. dalam sepanjang perjuangan Baginda menegakkan Islam di Makkah, menghadapi sebegitu banyak cabaran dan halangan dari kafir Quraisy, jelas Baginda banyak berkompromi dalam hal muammalah dan hablum min annas, urf (kebiasaan) dan adat kehidupan umpamanya berpakaian, dalam berhubungan sesama manusia, dalam adat dan budaya Arab. Namun tidak pernah sesekali Baginda akur dan berlembut dalam hal melibatkan aqidah dan pengibadatan terhadap selain Allah Swt. Malah Baginda amat keras menolak apa-apa jua perkara ritual mahu pun spiritual yang mendorong ummat muslimin terpesong dari aqidah murni Islam.
 
Akhirul Kalaam : Setakat ini yang dapat saya nukilkan dalam serba kekurangan ini. Dan sedikit pesanan, Islam menyuruh umatnya berWala' (berpegang teguh) kepada Islam dan Bara' (berlepas diri) dari kekufuran serta merasa bangga dengan pegangan Islam serta menampilkan jati diri muslim sehingga keperibadian dan corak kehidupan dapat dibezakan dari golongan kafir. Allah Swt. menyeru ummatNya kepada berbangga dengan Islam :
 
"Siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal soleh dan berkata sesungguhnya aku termasuk dalam golongan muslimin".  Surah Al Fussilat (41) : ayat 33
 
Demikian juga Allah Swt. memerintahkan agar orang Islam berdoa dan bermohon agar dijauhkan daripada mengikuti jalan orang kafir dan sentiasa diberi petunjuk mengikuti jalan yang lurus menerusi ayat :
 
"Tunjukilah kami jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat keatas mereka dan bukannya jalan orang-orang yang engkau murkai dan bukan juga jalan orang-orang yang sesat". Surah Al Fatihah (1) : ayat  6-7
 
Terdapat beberapa ayat Al Quran dan As Sunnah yang mencegah daripada menyerupai (tasyabbuh) dengan orang-orang kafir kerana ia termasuk dalam kesesatan seperti firman Allah Swt. :
 
"Dan seandainya kamu mengikut hawa nafsu (perilaku) mereka (yang menentang Allah) setelah datang pengetahuan kepadamu maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah". Surah Ar Ra'd (13) : 37
 
Menyerupai dan menyertai orang-orang kafir termasuk perayaannya merupakan bukti kepada menyayangi dan mengasihi orang-orang kafir dan perbuatan ini menyalahi arahan Allah agar orang-orang mukmin berlepas diri daripada kekufuran. Dalam beberapa ayat Al Quran, Allah melarang dari perbuatan melantik dan mengasihi orang-orang kafir seperti firmanNya :
 
"Kamu tidak akan mendapati satu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipuh orang-orang itu bapa-bapa atau anak-anak atau saudara-saudara atau anggota keluarga mereka". Surah Al Mujadalah (58) : ayat 22
 
Lantaran itu, dalam apa jua muammalah dan hablum min annas dengan bukan Islam, hendaklah kita jelas dan pasti had yang sepatutnya. Tidak sama sekali sampai ke tahap mencemarkan aqidah kita dengan memperbuat amalan ritual dan spiritual agama mahu pun memperlakukan amalan pengibadatan mereka terhadap tuhan-tuhan mereka. Mukmin yang sejati sepatutnya telah benar faham akan perkara ini.  Sememangnya Allah Swt. menyuruh kita supaya berbaik-baik dalam muammalah dan tidak merosakkan hubungan dengan bukan Islam dalam banyak ayat, antaranya :
 
"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitung segala sesuatu". Surah An Nisaa' (4) : ayat 86
 
Syeikh Prof. Dr. Yusuf bin Abdullah Al Qaradhawy hafidzahullah dalam mengkomentar ayat ini : Saya sependapat dengannya (Ibnu Taimiyah rh.) dalam menentang perbuatan orang-orang Muslim yang meraikan bersama hari-hari kebesaran orang-orang musyrik dan ahli kitab, sebagaimana yang kita lihat perbuatan sebahagian orang-orang Muslim yang meraikan Krismas (juga lain-lain perayaan dasar agama) sebagaimana mereka meraikan E'idul Fitr dan E'idul Adha. Ini tidak dibolehkan. Kita mempunyai hari kebesaran kita sendiri dan mereka mempunyai hari kebesaran mereka.
Kitab Fiqh Minoriti Muslim : Kehidupan Muslimin Di Tengah Masyarakat Bukan Islam, halaman 447-449
 
Maka itu, Jagalah Aqidah Kita, Jangan Gadai
 
والله اعلم
 
Yang benar itu datang dari Allah Swt. dan Rasul-Nya, semua yang tidak benar itu dari saya yang amat dhaif ini.
 
سكيان
والسلام
 




From: Izana Hani <izanahani@yahoo.com>
To: "respeks_group@yahoogroups.com" <respeks_group@yahoogroups.com>
Sent: Sunday, February 19, 2012 12:41 PM
Subject: Re: RG2011... Asri: Hadir Thaipusam boleh, tapi bersyarat

 
Assalamu'alaikum,
saya ambil sebahagian artikel ustaz mad dalam : www.salnboru.blogspot.com

 
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
وبعد€, يسرلي أمري وأحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي رب إشرح لي صدري و
 
Segala puji bagi Allah Swt., Pencipta sekelian alam. Salawat dan salam ke atas junjungan besar Nabi Muhammad Saw. Selamat sejahtera ke atas para Ahlul Bait, SahabatNya, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in, para Syuhada dan Salafus Soleh serta orang-orang yang mengikut mereka dengan baik hingga ke hari kemudian. A'mma ba'du.
 
Terlebih dahulu saya mengucapkan selamat menjalani rutin kehidupan sehari-hari kepada semua rakan jamaah serta para pembaca. Seraya mendoakan agar sentiasa Allah Swt. membimbing dan melindungi diri kita dari segala macam keburukan dan kejahatan, seterusnya memelihara diri kita supaya tetap berpegang teguh kepadaNya dan menerima semua amalan kita. Moga Allah Swt. Yang Maha Esa Yang Maha Dermawan, meredhainya. Saya berlindung diri dengan Allah Tabaraka Wata'ala dari sebarang kesilapan dan kekhilafan, serta memohon pimpinanNya sentiasa dalam menghasilkan artikel ini.
 
Saya diminta memberikan pandangan dengan kadar segera kepada satu isu hangat semasa. Ada lebih kurang lapan permintaan. Lebih tepatnya, saya kurang gemar terlibat dengan isu, lantaran nanti ia akan memeningkan. Kerana itu, saya tidak mahu ulas secara langsung isu itu. Ramai pihak lain yang sangat layak dan terpercaya untuk membuatnya. Tambahan pula, telah pun ada fatwa jelas oleh Majlis Fatwa Kebangsaan dalam hal ini, hanya perlu dipatuhi sahaja lagi. Dalam suasana berkelana, tidak banyak yang boleh saya buat lantaran sumber rujukan yang amat terhad. Apa yang terhasil ini hanyalah berdasarkan keupayaan saya sendiri dan sumber dari naskhah Al Qur'an ul Jamiil, juga dari artikel dan assignment terdahulu yang tersimpan di dalam hard disk. Moga memberi manfaat.     
 
Menurut peraturan syariat Allah, dasar agama Islam itu cuma satu yang penentu segala yang lain, yaitu Tauhid : mempercayai Allah Yang Maha Esa dan berabdi hanya kepadaNya sahaja tanpa menyekutukannya dengan yang lain. Inilah pegangan aqidah yang menjadi teras kepada agama-agama samawi (langitan) sejak zaman Nabi Adam Ahs. sehingga ke zaman khataman nabi, Muhammad Saw.
 
Agama yang membawa aqidah tauhid adalah layak untuk dinamakan Islam, sebab agama itu mempunyai satu dasar sahaja yang selari dengan wahyu yang diturunkan olh Allah Swt. kepada seluruh nabi dan rasulNya. Kedatangan agama Islam pula sebagai agama yang paling lengkap dan sesuai dengan segala aman dan tempat adalah menasakhkan syariat-syariat Allah yang terdahulu, ini difirmankan oleh Allah Swt. :
 
"Dia-lah Tuhan yang mengutus rasulNya yang membawa petunjuk dan agama yang haq agar dimenangkannya di atas semua agama".
Surah Al Fath (48) : ayat 28
 
Jadi, semua agama samawi telah dibatalkan kuatkuasanya sebaik-baik sahaja Nabi Muhammad Saw. menerima wahyu, menjadi rasul (610M). Begitulah kedudukan agama samawi ; apalagi agama-agama budaya, rekaan atau ciptaan manusia yang berdasarkan anggap-anggapan, adalah pada hakikatnya tiadalah mempunyai tempat langsung dalam kehidupan beragama. Justeru itu, didalam Kitabullah didapati Allah Swt. sendiri menegas atau meresmikan Islam sebagai satu-satunya agama yang tunggal yang diredhaiNya di dunia ini :
 
"Sesungguhnya agama (yang diperakui) disisi Allah, adalah Islam".
Surah Aali Imran (3) : ayat 19
 
Manakala Islam sebagai satu agama yang terakhir, adalah berfungsi menampakkan ketinggian dan keluhurannya di atas semua agama yang dianuti manusia. Dalam sejarahnya, kita ummat Islam adalah suatu ummat yang mempunyai corak agama dan cara hidup yang tersendiri, berbeza dengan lain-lain agama dan ummat ; manakala corak yang unik ini mestilah di kawal agar bentuk aqidah, ibadah dan kebudayaan kita tetap utuh lagi luhur (sempurna) berdasarkan syariat Allah. Manakala Nabi Muhammad Saw. dalam banyak hadis melarang ummat Islam meniru orang yahudi dan nasrani, juga melarang menyerupai orang-orang musyrikin dan majusi, agar ummat Islam memelihara identiti sendiri.
Syeikh Dr. Muhammad Nasiruddin Bin Nuh Bin Adam Najaati Al Arnout Al Albani rh., Kitab Hukum Penyerupaan Di Dalam Islam, halaman 1-4
 
Tunjang aqidah itu adalah, lafaz 2 kalimah syahadah :
 
أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمد رسول الله
 
"Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan (yang disembah) melainkan Allah, dan Aku bersaksi bahawa (Nabi) Muhammad pesuruh Allah"
 
Penetapan 2 kalimah toyyibah (yang baik) ini adalah berdasarkan sabda Rasulullah Saw. sendiri menerusi hadis berikut:-
 
Dari Abu Hurairah rhu. dia menceritakan bahawa Rasulullah Saw. bersabda, "Aku diperintahkan untuk membunuh manusia hingga mereka bersaksi bahawa لا إله إلا الله (tidak ada tuhan yang disembah selain Allah) dan bahawa أن محمد رسول الله (sesungguhnya aku utusan Allah). Jika mereka mengucapkannya, maka mereka telah menjaga darah dan harta mereka dariku kecuali hak persaksian itu. Adapun hisab mereka (yang sebenarnya) adalah urusan Allah".
Hadis sahih riwayat imam Bukhari rh., imam Muslim rh., imam Ahmad rh., imam Abu Daud rh., imam Tirmidzi rh., imam Nasa`ie rh. dan imam Ibnu Majah rh.
 
Dengan melafazkan 2 kalimah toyyibah ini, telah sah masuknya seseorang ke dalam agama suci Islam. Ia adalah kalimat pengakusaksian paling tonggak (dasar) dalam Islamnya yang mana, tanpanya bermaksud seluruh amal perbuatan tidak berguna/tidak dihitung (dalam keadaan kafir) dan, apabila telah batal ia, bermaksud seseorang telah murtad (terkeluar) dari Islam (kembali kafir).
 
Pengakusaksian terhadap 2 kalimah ini, adalah titik tolak kepada benar dan diterimanya amal seorang hamba, kerana persaksian لا إله إلا الله mewajibkan adanya keikhlasan, manakala persaksian أن محمد رسول الله mengharuskan tauqifiyah (mengikut seluruh sunnah Nabi) dengan ittiba' (mengikut sunnah Nabi dengan pengetahuan, bukan taqlid buta). Maka setiap amal yang dilakukan dalam hasrat mendekatkan diri kepada Allah Swt. tidak akan diterima kecuali dengan adanya 2 syarat ini, yaitu ikhlas kepadaNya dan mengikuti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
 
Lafaz kalimah لا إله إلا الله yaitu "tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Swt. hakikatnya adalah perintah Allah Swt. sendiri untuk dilafaz dan diakusaksi oleh manusia yang mahu menerima Islam sebagai Ad Diin bermula dahulu lagi, pada zaman para nabi ahs. sebelum zaman junjungan mulia Nabi Muhammad Saw. Ini dinyatakan menerusi firmanNya di dalam Al Quran ul Haniif :-
 
"Dan Kami tidak mengutuskan seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahawasanya tidak ada tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah oleh kamu sekelian akan Aku".
Surah Al Anbiyaa (21) : ayat 25
 
Kalimah suci ini merupakan kunci kepada sah dan sempurna Islamnya seseorang, yang dengan melafazkannya sahaja telah memisahkan seseorang daripada Dzulumaat (kegelapan-kekafiran) kepada Nuur (cahaya-iman dan Islam), yang menunjukkan seseorang kepada Haaq (kebenaran) dan menjauhkan seseorang daripada Batil (kepalsuan) seterusnya menentukan benar sempurna iman dan Islam atau hanya kemunafiqan. Barang siapa bersyahadah dan menerima sebenar-benarnya Allah sebagai satu-satunya ilah yang berhak diibadahi, maka dia telah mendapat iman yang benar sepertimana firmanNya di dalam Al Qur'an ul Haniif :
 
"Allah wali (pelindung, pemimpin) bagi orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya".
Surah Al Baqarah (2) : ayat 257
 
Penetapan bahawasanya hanya Allah semata-mata yang berhak diibadahi (disembah) telah difirmankan oleh Allah Swt. sendiri dalam banyak ayat Al Qur'an ul Kariim antaranya :
 
"Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apa pun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya lah segala penentuan dan hanya kepadaNya lah kamu dikembalikan".
Surah Al Qasas (28) : ayat 88
 
Pengakusaksian syahadah ini bermula diqasadkan di dalam hati (qalbi) seterusnya dizahirkan menjadi kata-kata (qauli/lisani) dan akhirnya dipraktikkan sebagai amal perbuatan (fi'li). Inilah maknawi sebenar kalimah syahadat yang bukan hanya sekadar kata-kata atau sebut-sebutan. Tanpa gabungan ketiga perkara ini, menjadikan syahadah itu diragui seterusnya tahap keIslaman tidak sempurna.
 
Sifat, perilaku dan perbuatan "Menyembah akan sesuatu" tidak akan lari dari 3 ciri ini, yaitu hati (qalbi), kata-kata (qauli/lisani) dan akhirnya dipraktikkan sebagai amal perbuatan (fi'li). Ini ciri umum "Penyembahan" yang ada terdapat pada mana-mana agama pun di dunia ini termasuklah Islam. Lantaran itu, melakukan salah satu dari 3 cirinya sahaja, sudah cukup untuk menjadikan seseorang telah "Menyembah akan sesuatu". Sebagai manusia yang bersyahadah, ummat mukminin mesti tegas dan tetap pendirian dalam hal sebegini, bahawa "tidak sama sekali boleh melakukan sesuatu apa pun secara hati (qalbi), kata-kata (qauli/lisani) dan amal perbuatan (fi'li) yang menyerupai (tasyabbuh) kepada amalan suatu agama lain".
 
Sekiranya hal ini tidak dijaga sekeras-kerasnya dan difahami dengan benar-benar, maka tidak hairan akan wujud nanti : segolongan yang tunduk sembah kepada patung seperti amalan agama lain atau memperbuat suatu amalan menyerupai penyembahan atau perayaan agama lain, tetapi dengan senang hati mengatakan ; kami suka-suka saja bukan niyat betul-betul pun.
 
Syeikhul Islam Taqiyuddin Ahmad Bin Abdul Halim Bin Abdus Salam Bin Abdullah Bin Muhammad Ibnu Taimiyyah Al Harrani Ad Dimasyqi rh. (wafat 728H), telah menggariskan konsep tasyabbuh mengikut syariat Islam : "Bahawasanya kesamaan lahiriyah akan menimbulkan kesesuaian dan keserupaan antara dua orang yang saling menyerupai, yang nantinya akan menghantarkan kepada kesamaan dari sisi akhlaq dan perbuatan. Yang demikian adalah perkara yang boleh dirasakan. Seseorang yang mengenakan pakaian yang dikenakan orang alim, maka ia akan mendapati dirinya memiliki kecondongan kepada mereka. Selanjutnya tabiat akan mengarah ke sana kecuali apabila ada faktor pencegah. Bila hal ini telah dimengerti, maka ketahuilah bahwa meninggalkan perbuatan meniru (tasyabbuh) orang kafir adalah sebuah dasar yang agung dari sejumlah pokok-pokok agama (ushuluddin) karena banyaknya dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menunjukkannya.
Kitab Iqtidlaa' Siraathi Mustaqiim : Li Mukhalafati Ashaabil Jahiim. Jilid 1 halaman 93
 


From: roslan mohd <mohroslan@gmail.com>
To:
Sent: Tuesday, February 14, 2012 9:41 PM
Subject: RG2011... Asri: Hadir Thaipusam boleh, tapi bersyarat

 

Bekas mufi Perlis Dr Mohd Asri Zainul Abidin hari ini berkata pemimpin Islam dibenarkan hadir ke sambutan perayaan bukan Islam, seperti yang dilakukan perdana menteri pada Sambutan Thaipusam baru-baru ini selagi mematuhi beberapa syarat.

Antaranya, kata Dr Asri (bawah), mereka tidak dibenarkan terlibat dalam sebarang bentuk ritual, melibatkan aspek pakaian, perarakan dan tindakan yang menunjukkan tanda "restu" pada amalan agama lain.

NONE"Tetapi sebagai pemimpin dan pentadbir (negara) hadir untuk memberi nasihat dibolehkan selagi tidak terlibat dengan disiplin dan ritual agama lain," katanya yang juga zamil pelawat di Universiti Oxford, United Kingdom.

"Cuma silapnya PM ini terlibat dalam upacara. Saya tak kata kufur. Mungkin beliau tidak diberikan pandangan jelas," katanya ditanya tentang pemakaian Najib pada hari itu.

Datuk Seri Najib Razak dan isteri pada 7 Februari lalu hadir ke sambutan Thaipusam lengkap berpakaian kurta kuning muda dan dipakaikan kalungan bunga yang amat besar.

Gambarnya juga didirikan setinggi patung berhala di Batu Caves sehingga mencuri tumpuan.

Pemimpin PAS, PKR pun terlibat

Tindakan itu - yang tidak pernah dilakukan dua perdana menteri sebelumnya - mengundang kritikan pelbagai pihak, termasuk pemimpin agama, NGO Islam dan PAS.

Mufti Perak Tan Sri Harussani Zakaria dilaporkan antara yang paling lantang dalam isu itu apabila meluahkan rasa terkilan dengan tindakan Najib yang didakwa "menggadai akidah" walaupun sudah ditegur setiap tahun.

najib thaipusam 2011Ketika dihubungi Malaysiakini hari ini, Dr Asri berkata, larangan menghadiri sambutan keagamaan bukan Islam terhadap orang Islam bukan bersifat mutlak dan bergantung kepada keadaan.

Beliau menjelaskan, orang Islam awam kebanyakan secara jelas tidak dibenarkan terlibat manakala pegawai yang terlibat dengan urusan pentadbiran pada hari itu, seperti pegawai polis pula dibolehkan.

Mengulas gesaan Pemuda PAS yang mahukan fatwa jelas berhubung perkara itu, Dr Asri menasihatkan dewan itu tidak bersifat terlalu keras kerana pemimpin parti Islam itu juga terlibat dalam program seumpamanya, yang ditafsir sebagai "perayaan budaya".

"Jangan terlalu keras, esok kalau awak perintah pun awak tak boleh buat nanti," katanya lagi sambil mendakwa pemimpin PKR juga terlibat dalam program hampir sama.

Antara yang jelas, kata Dr Asri lagi, apabila terdapat pemimpin utama PAS terlibat hadir dalam majlis Buddha di Wat Siam tertentu.




__._,_.___
Recent Activity:
" Minuman para Anbia :  http://higoat-2009.blogspot.com/"

" Anda masih mencari jodoh? Lawati http://www.myjodoh.net"

" Kertas Soalan Ramalan Matematik 2010 :  http://maths-catch.com/exam"

" Kedai Maya : http://halawahenterprise.blogspot.com/"

" Blog Sahabat RG : http://azwandengkil.blogspot.com"

Terima kasih kerana sudi bersama kami. Untuk mendapatkan maklumat lanjut tentang ReSpeKs Group, sila ke : http://respeks-group.blogspot.com.
Segala email yang tersiar melalui Respeks Group adalah tanggungjawab penulis asal email. Owner atau moderator tidak bertanggungjawab ke atas setiap email yang disiarkan dan sebarang dakwa dakwi tiada kena mengena dengan moderator group.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment