Friday, April 27, 2012

RG2011... Imam Abu Haniffa

 


Apa yang berlaku dahulu; sedang berlaku sekarang ini..
bezanya.. skarang ini Imam Hammad & Imam Abu Hanifah ada di dalam diri setiap umat islam.
Perdebatan berlaku di setiap masa pada semua umat di dalam diri mereka sendiri kerana kesesatan yg berlaku skrang ini adalah secara menyeluruh.
Siapa yang kalah dlm perdebatan itu, maka sesatlah dia dan..
sesiapa yang menang dlm perdebatan itu, maka bertambah kuat lah imannya dan semakin dekatlah dia dgn Allah.
Moga2 kita semua tergolong di dalam golongan yang menang dlm perdebatan itu..
Dengan berkat dan izin Allah, Inshaallah...



 
Hari ini Baghdad sekali lagi menjadi kecoh. Sekumpulan manusia yang tidak beragama ( Athies) telah bertandang lagi untuk berdebat dan memalukan para ulama yang ada. Hari ini adalah penentuannya. Kesemua ulama ketika itu kebanyakkannya kelu bilamana berhujah dengan kelompok ini. Hari penentuan ini, akan disaksikan adakah kelompok ini dapat dikalahkan atau para ulama Islam akan dimalukan. Penentuan terakhir ini adalah perdebatan di antara al-Imam Hammad dan kelompok ini.

Al-Imam ketika itu berada di rumah. Masih bimbang. Bukan bimbang dikalahkan, tetapi bimbang bagaimana nasib umat Islam jika hujah yang diberikan olehnya kurang memberansangkan. Malah beliau masih teringat-ingat mimpinya semalam. Mimpi yang membimbangkan.

Tiba-tiba datang seorang pemuda yang tampan dan segak bertandang ke rumah gurunya ini. Sekadar ingin bertanya khabar dan memberikan semangat terakhir buat gurunya.Pancaran resah di wajah sang guru jelas kelihatan. Murid yang penuh beradab ini bertanya kepada gurunya yang dicintai.

" Wahai Tuan Guru, kenapa aku melihat wajahmu agak berlainan dengan hari-hari sebelumnya? Tuan Guru jangan bimbang, kami semua yakin dengan ilmu yang dimiliki oleh Tuan Guru mampu untuk mengalahkan mereka-mereka itu"

Tuan Guru menjawab " Bukan itu yang aku bimbangkan, apa yang aku fikirkan sekarang adalah maksud bagi mimpiku semalam."

Pemuda itu bertanya kembali " Bolehkah Tuan Guru ceritakan kepadaku, apakah mimpi yang mengganggu fikiranmu sekarang?"

Tuan Guru menarik nafas sedalam-dalamnya lalu memulakan bicara : " Semalam aku mendapat satu mimpi yang benar-benar merunsingkan fikiranku. Aku bermimpi berada di dalam sebuah kebun yang dipenuhi pohonan hijau. Tiba-tiba datang seekor babi besar lalu memakan keseluruhan pokok yang terdapat di dalam kebun itu. Sehinggalah tinggal pohon yang paling besar di dalam kebun itu. Ketika babi besar itu datang untuk memakan pohon besar tersebut, tiba-tiba keluar seekor harimau yang sangat gagah lalu membunuh babi besar tersebut. Adakah kamu tahu tafsirannya wahai Nu'man?"

Pemuda mulia itu bernama Nu'man bin Thaabit . Seorang lelaki yang akan menjadi tonggak kepada kemuliaan Islam kelak. Lelaki yang kelak digelar al-Imam al-A'zham Abu Hanifah al-Nu'man radhiyallahu anhu berfikir dalam dalam sebelum menjawab persoalan gurunya yang sangat disegani. Penuh rasa rendah diri, beliau lalu menjawab persoalan gurunya :

" Izinkan aku mentafsirkannya Tuan Guru. Kebun yang engkau lihat semalam adalah gambaran kepada Baghdad ini sendiri. Manakala pohonan yang terdapat di dalamnya adalah para ulama yang meneduhkan Baghdad ini. Babi besar itu adalah orang yang akan berdebat denganmu hari ini. Dia telah berjaya menewaskan para ulama yang lain maka tinggallah satu pohon pokok yang paling besar di dalam taman tersebut iaitu Kamu wahai Tuan Guruku. Ini kerana kamu adalah ketua para ulama di Baghdad. Ketika babi itu ingin memakanmu, keluar seekor harimau yang gagah lalu membahamnya maka harimau itu adalah aku wahai Tuan Guru. Aku yang akan berdebat dengannya dan mengalahkannya nanti."

Gembira bukan kepalang Tuan Guru bilamana mendengar ulasan daripada al-Imam Abu Hanifah. Pemuda yang bukan calang-calang orangnya.
 



 

Imam Abu Hanifah pernah bercerita : Ada seorang ilmuwan besar, Atheis dari kalangan bangsa Romawi. Ulama-ulama Islam membiarkan saja, kecuali seorang, yaitu Hammad guru Abu Hanifah, oleh karena itu dia segan bila bertemu dengannya.

Pada suatu hari, manusia berkumpul di masjid, orang atheis itu naik mimbar dan mau mengadakan tukar fikiran dengan sesiapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama Islam. Di antara shaf-shaf masjid ada seorang laki-laki muda, bangkit. Dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat depan mimbar, dia berkata: "Inilah saya, hendak tukar fikiran dengan tuan". Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri karena usia mudanya. Namun dia pun angkat berkata: "Katakan pendapat tuan!".
Ilmuwan atheis itu heran akan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya
:

Atheis : "Pada tahun berapakah Tuhanmu dilahirkan?"
Abu Hanifah : "Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan"
Atheis : "Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah ada pertama yang tiada apa-apa sebelum-Nya?, Pada tahun berapa Dia ada?"
Abu Hanifah : "Dia berada sebelum adanya sesuatu."
Atheis : "Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!"
Abu Hanifah : "Tahukah tuan tentang perhitungan?"
Atheis : "Ya".
Abu Hanifah : "Angka berapa sebelum angka satu?"
Atheis : "Tidak ada angka (nol)."
Abu Hanifah : "Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan heran kalau sebelum Allah Yang Maha Esa yang hakiki tidak ada yang mendahuluiNya?"

Atheis : "Dimanakah Tuhanmu berada sekarang? Sesuatu yang ada pasti ada tempatnya."
Abu Hanifah : "Tahukah tuan bagaimana bentuk susu? Apakah di dalam susu itu keju?"
Atheis : "Ya, sudah tentu."
Abu Hanifah : "Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bahagian mana tempatnya keju itu sekarang?"
Atheis : "Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bahagian."
Abu Hanifah : "Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala? Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!"

Atheis : "Tunjukkan kepada kami Dzat Tuhanmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas?"
Abu Hanifah : "Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?"

Atheis : "Ya, pernah."
Abu Hanifah : "Sebelumnya ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?"
Atheis : "Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya."
Abu Hanifah : "Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?"

Atheis : "Ya, masih ada."
Abu Hanifah : "Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seprti gas?"
Atheis : "Entahlah, kami tidak tahu."
Abu Hanifah : "Kalau tuan tidak mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan Dzat Allah Ta'ala?"

Atheis : "Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahNYA? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?"
Abu Hanifah : "Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?"
Atheis : "Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah : "Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi."

Atheis : "Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?"
Abu Hanifah : "Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya."

Atheis : "Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar?"
Abu Hanifah : "Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia."

Atheis : "Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinafkahkan?"
Abu Hanifah : "Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang."

"Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?" tanya Atheis .
"Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan", pinta Abu Hanifah. Ilmuwan atheis itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas.

"Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?". Ilmuwan atheis mengangguk.
 "Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahwa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang atheis yang tidak hak seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu".
para hadirin puas dengan jawapan yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan orang atheis itu.
 
 
 

__._,_.___
Recent Activity:
" Minuman para Anbia :  http://higoat-2009.blogspot.com/"

" Anda masih mencari jodoh? Lawati http://www.myjodoh.net"

" Kertas Soalan Ramalan Matematik 2010 :  http://maths-catch.com/exam"

" Kedai Maya : http://halawahenterprise.blogspot.com/"

" Blog Sahabat RG : http://azwandengkil.blogspot.com"

Terima kasih kerana sudi bersama kami. Untuk mendapatkan maklumat lanjut tentang ReSpeKs Group, sila ke : http://respeks-group.blogspot.com.
Segala email yang tersiar melalui Respeks Group adalah tanggungjawab penulis asal email. Owner atau moderator tidak bertanggungjawab ke atas setiap email yang disiarkan dan sebarang dakwa dakwi tiada kena mengena dengan moderator group.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment