Sunday, April 17, 2011

RG09... MSMI - Mengapa saya memilih Islam? # 1 - Allah Takdirkan Bapa Francissca Peter Mati Dalam Islam

 

Salam

Dari 'Abdullah .a. katanya :
"Rasulullah saw yang mutlak benar menceritakan kepada kami :
Sesungguhnya proses penciptaan seseorang kamu setelah berada dalam perut ibunya selama 40 hari,
kemudian dia menjadi 'alaqah (segumpal darah) selama 40 hari.
Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) selama 40 hari. Kemudian diutus malaikat meniupkan ruh (jiwa) kepadanya.
Kemudian diperintahkan kepada malaikat menulis empat ketetapan.
Yaitu mengenai rezekinya, ajalnya, 'amalnya dan celaka atau bahagia.
Maka demi allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang yang beramal dengan amalan ahli syurga sehingga jaraknya ke syurga hanya tinggal sehasta, tetapi suratan taqdirnya menetapkan dia menjadi ahli neraka, lalu dia beramal (pada usia umurnya) dengan amalan ahli neraka.
Sebaliknya seseorang yang beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak nya ke neraka hanya hanya tinggal sehasta, tetapi suratan taqdirnya telah ditulis menjadi ahli surga, lalu (pada usia umurnya)dia beramal dengan amalan ahli sturga.


http://www.ukhwah.com/print.php?sid=789

Rasulullah saw. bersabda:
Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia.
Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara.
Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah!
Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia.
Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini [al-Lail - 92:5-10] :
Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar." (Shahih Muslim No.4786)


http://umialya.blog.friendster.com/

WAllahu3lam
Wassalam
Hizamri

Download video - Syarahan Agama dari Budak 4 Tahun : http://groups.yahoo.com/group/hizamri_list/attachments/folder/1343585631/item/list

----- Original Message -----

 
 
Alfatihah, semoga rohnya ditempatkan dikalangan orang beriman. Amin
 
 
 
From: siti sufina kamarsani <sufinasiti@yahoo.com>
 
 
Al Fatihah. Alhamdulillah,semoga roh beliau di tempatkan di kalangan orang yang diberkati,Amin.
 
 
 
From: halawah shop mrespeks@gmail.com
 
 
Allah Takdirkan Bapa Francissca Peter Mati Dalam Islam
 
Dilulus untuk paparan oleh Juragan
 Oleh: akarimomar
 
"Alhamdulillah, Allah telah memberi hidayah kepada Mohamad Gaberial Peter Abdullah, untuk memeluk Islam dan insha Allah beliau meninggal dalam keimanan. Seperti yang dipaparkan kebanyakan akhbar hari ini, Mohamad Gaberial Peter meninggal dunia seorang diri di rumahnya di Dungun, Terengganu, pada umur 78, telah memeluk Islam semenjak 10 April 2007 dan disahkan melalui dokumen Majlis Agama Islam Kelantan (MAIK) yang ditemui.

Allahyarham adalah bapa kepada Francissca Peter, penyanyi popular lagu-lagu Melayu tahun 80an, adalah seorang penganut agama Kristian sebelum itu.

Mungkin ramai peminat Francissca hanya mengenali Fran sebagai seorang penyanyi sahaja. Namun, ramai yang tidak mengetahui bahawa Fran adalah seorang yang aktif dengan program dan aktiviti gerejanya. Malah kini beliau dilantik sebagai duta sebuah NGO Kristian.

Banyak aktiviti NGO ini yang dilakukan beliau tidak menyebut dengan jelas landasan Kristiannya namun lebih atas nama kebajikan.

Walaubagaimanapun, Allah Yang Maha Esa telah mentakdirkan bahawa ayahnya sendiri memeluk Islam genap 4 tahun lalu.

Semoga Allah mencucuri rahmat ke atas ruhnya."


==============================================
Sent: Tuesday, January 25, 2011 2:01 PM
Subject: Fw: Abdul Hakeem Heinz : Islam Mengisi Hatiku

Sunset.jpg
 
Abdul Hakeem Heinz baru berusia 7 tahun ketika ia pertama kali mengenal Islam. Usia yang masih sangat muda. Heinz bersama seorang saudara perempuannya masuk Islam mengikuti sang ibu yang ketika itu menjadi mualaf. Heinz dan keluarganya adalah Kristiani sebelum mengucapkan dua kalimat syahadat.
 
Karena masih sangat muda, perubahan itu membuat Heinz syok. Heinz yang bisanya pergi ke gereja dan hidup di zona nyaman dengan menjalankan ajaran-ajaran Kristen, tiba-tiba harus berkenalan dengan ajaran Islam yang menurutnya ketika itu sangat ketat. Ia harus belajar menjalankan salat lima waktu sehari dan puasa. Belajar membaca al-Quran dan bahasa Arab tanpa mengerti mengapa ia harus menjalani itu semua. Tidak mudah bagi Heinz untuk menjalani itu semua dalam usia yang masih sangat muda.

Tapi seiring pertambahan usia, Heinz memahami bahwa kebingunan yang dialaminya ketika kecil adalah hal yang wajar. Sebagai anak yang beranjak remaja, akan banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya tentan apa itu hidup. Sedikit demi sedikit Heinz memahami ajaran Islam lebih dalam dan ia bisa menerima ajaran itu. Semakin banyak tahu tentang Islam, Heinz makin jatuh cinta dengan Islam dan ia memandang Islam sebagai jalan yang benar yang ia tempuh.

Lingkungan di tempat Heinz tinggal di masa awal remajanya di selatan kota London, membuatnya terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai Muslim. "Di awal remaja saya, menjadi seorang Muslim adalah hal yang memalukan. Di sekolah, pelajaran yang sama terima, Islam disamakan dengan agama seperti Hindu dan Sikh," kata Heinz.

Itu membuat Heinz sempat berpikir bahwa Islam dan penganutnya dianggap berbeda dengan masyarakat pada umumnya di London. Sampai di sekolah menengah pertama, Heinz masih menyembunyikan identitas Islamnya. "Itu karena tekanan dari luar," ujar Heinz. Ketika itu ia hanya tidak mau dianggap berbeda dan ingin berbaur dengan lingkungannya.

Pandangan Heinz mulai berubah ketika ia berusia 14 tahun. Setelah ia melakukan perjalanan ke Spanyol dan Belanda. Perjalanan ke Spanyol yang paling mempengaruhi Heinz dalam hal bagaimana ia mulai terbuka mengakui dirinya sebagai Muslim dan menjalankan ibadah sebagai seorang Muslim.

"Waktu saya di Spanyol, saya melihat warga Muslim menjadi kelompok masyarakat minoritas. Tapi mereka dihormati dan anak-anak seusia saya sangat antusias belajar Islam. Melihat itu, saya tidak malu lagi untuk mengakui sebagai Muslim. Sebaliknya, melihat mereka saya jadi bangga sebagai seorang Muslim," tutur Heinz.

Usia 15 tahun, Heinz kembali ke London dan kembali ke sekolah dengan rasa percaya diri dan mulai berani bicara secara terbuka tentang Islam. "Akhirnya, saya bisa mengatakan bahwa saya Muslim," tukas Heinz.

Sejak itu, ada perubahan sikap di kalangan teman-temannya di sekolah terhadap Islam. "Waktu itu, menjadi seorang Muslim jadi keren dan itu membantu saya untuk lebih percaya diri. Satu yang membantu saya untuk melewati situasi ini adalah sikap berserah diri saya pada Allah," sambung Heinz.

Di waktu luangnya Heinz membaca dan menghapal al-Quran. Ia merasa ada sesuatu yang selalu membawanya dekat pada kebesaran Allah dan Islam. Seperti remaja-remaja lain pada umumnya, Heinz juga mengalami masa-masa sulit. Tapi ketika ia menghadapi persoalan, ia salat sunah dua rakaat dan mengadukan masalahnya pada Allah. "Saya belajar untuk berserah diri pada Allah," imbuhnya.

Heinz mengatakan, seorang Muslim seharusnya berserah diri pada Allah dan membaca al-Quran setiap hari. Ia merasa dua hal itulah yang menolongnya untuk melewati berbagai kesulitan. Ia juga mengatakan bahwa seorang Muslim harus menjadi dirinya sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.

Usia 17 tahun, Heinz bertekad untuk menjalankan Islam dengan kaffah. Heinz sekarang berusia 23 tahun. Keyakinan Islamnya makin kuat ketika ia berkesempatan berkunjung ke Mesir dan belajar Islam serta bahasa Arab di Negeri Piramida itu. Heinz mengakui, Islam telah membimbingnya untuk tumbuh menjadi orang dewasa karena Islam mengajarkannya etika kehidupan yang tegas dan ketat. Tanpa Islam, Heinz merasa akan kehilangan arah dalam menjalani hidupnya. Untuk itu, ia sangat bersyukur pada Allah yang telah membawanya pada Islam.

"Di jaman seperti sekarang ini, mempelajari Islam sangat penting.Setan ada dimana-mana, mereka ingin menjauhkan kita dari apa yang seharusnya kita lakukan sebagai umat manusia," ujar Heinz.

Ketika di Mesir, ia melihat sendiri bagaimana kehidupan masyarakat Muslim sehari-hari sebagai bagian dari masyarakat dunia. "Saya bisa menjadi orang yang lebih sabar sekarang, dan lebih stabil setelah banyak belajar tentang kehidupan para sahabat Rasulullah Muhammad saw," tegas Heinz.

Bagi Heinz sekarang, pilihan terbaik baik seorang lelaki dan seorang perempuan adalah hidup berdasarkan standar-standar yang telah ditetapkan oleh Allah swt dalam ajaran agamanya, agama Islam.

Sumber: http://ceria.my

=============================================================

----- Forwarded Message -----
From: nina mazrina <fuzzy4er@hotmail.com>



Lima bulan sebelum hari pernikahannya, Karen Meek shock mendengar pengakuan Eric, tunangannya. Eric mengatakan bahwa ia sudah menjadi seorang Muslim. Pengakuan itu bagai petir di siang hari buat Karen yang seperti warga Rusia lainnya, tidak menganut agama apapun alias ateis.

"Saya pikir ia (Eric) sudah mengalami cuci otak. Tiba-tiba saja ia berhenti minum minuman beralkohol. Ia salat lima waktu sehari dan tidak mau lagi makan daging babi," cerita Karen tentang perubahan perilaku tunangannya.

Sementara Eric, yang semula penganut Kristen Baptis, tapi kemudian menjadi seorang atheis, selama berbulan-bulan mempelajari Islam tanpa memberitahu Karen, hingga akhirnya ia memutuskan menjadi seorang Muslim.

Meskipun shock Karen tetap ingin melanjutkan rencana pernikahannya dengan Eric. Karen lalu mencari berbagai referensi, mulai dari buku sampai video tentang Islam, untuk memahami agama baru yang dianut calon suaminya. Tapi ia sama sekali tidak berharap akan masuk Islam.

"Saya tumbuh dewasa dengan pola pikir bahawa agama adalah sesuatu yang bodoh. Saya tidak percaya adanya Tuhan. Saya tidak memikirkan bagaimana dunia ini diciptakan, dan terus terang, saya tidak peduli," ujar Karen.

Namun Karen mengakui bahwa agama Islam memberikan penjelasan paling logik tentang Tuhan dan penciptaan alam semesta dan sulit bagi Karen membantahnya.

Karen akhirnya menikah dengan Eric. Ia masih terus mempelajari Islam dan untuk pertamakalinya ia mencuba menunaikan solat, semasa suaminya bekerja di pejabat. Ia belajar solat sendiri dari sebuah buku.

"Sehingga kini, saya melakukan segala sesuatunya dengan diam-diam. Saya tidak cerita pada Eric. Saya tidak mau memeluk agama hanya kerana suami saya memeluk sebuah agama. Saya ingin menemukan jalan saya sendiri," ungkap Karen.

"Kerana berlatar belakang atheis, saya lebih mudah menerima Islam dibandingkan seorang Kristian, kerana dalam hal ini saya tidak perlu melepas agama apapun," sambungnya.

Karen dan suaminya mulai sering melakukan pertemuan dengan komuniti Muslim untuk belajar Al-Quran. Hingga akhirnya, Karen membulatkan tekad untuk mengikuti jejak suaminya memeluk agama Islam. Karen pun mengucapkan dua kalimat syahadat dan resmi menjadi seorang muslimah.

Tapi pilihan Karen membuat orang tuanya terkejut. "Suatu hari, ia datang dengan mengenakan gaun panjang dan jilbab. Saya terkejut dibuatnya," kata ayah Karen, Ray Alfred.

Alfred mengaku merasa asing melihat anak perempuannya ketika itu dan ia merasa risau dengan keselamatan Karen saat terjadi serangan 11 September 2001 di AS.

"Anda ingin mencintai anak Anda, tapi ketika mereka melakukan sesuatu yang asing bagi Anda. Hal ini sangat sulit," ujar Alfred, "Saya akan memberikan apa saja asalkan ia tidak memeluk agama itu (Islam)."

Ibu Karen mengungkapkan komen serupa, yang terus terang mengatakan bahawa ia tidak suka dengan jilbab yang digunakan puterinya. "Karen adalah seorang gadis cantik dengan rambut yang indah," kata Jane Barret.

Karen memahami kegelisahan kedua orang tuanya mendengar ia sudah menjadi seorang muslimah dan mengenakan busana muslim. Kerana dia sendiri mengaku sukar waktu berbulan-bulan sebelum ia memutuskan untuk berjilbab.

"Saya hanya memakai jilbab jika pergi ke tempat-tempat yang saya rasa tidak akan ada orang yang mengenal saya," ujar Karen sambil tertawa.

Tapi sekarang, Karen selalu mengenakan jilbab kemanapun ia pergi, termasuk ke tempat kerjanya dimana ia bekerja sebagai staf akuntan di sebuah jaringan restoran.

Karen mengatakan, memeluk Islam telah membuatnya melihat kehidupan dengan cara pandang yang baru. "Dari seorang yang tidak percaya Tuhan menjadi orang yang percaya Tuhan, rasanya sungguh luar biasa. Islam membuka mata saya terhadap banyak hal yang selama ini saya abaikan. Terutama, bahwa kehidupan adalah sebuah kurnia," jelas Karen menutup kisahnya.

Mutiara Kata

:: Buah akal ialah ilmu pengetahuan,buah jiwa adalah iman dan buah fizikal ialah kemajuan.
 
=======================================================



From: nina mazrina <fuzzy4er@hotmail.com>
Subject: [SurauKampung] Peluk Islam kerana tertarik dengan Solat Jumaat



BELIAU dapat 'membaca' sesuatu ekoran perlumbaan kuasa tentera dan senjata antara dua kuasa besar Amerika Syarikat (AS) dan Rusia. Lazimnya AS akan menundukkan mana-mana kuasa lain yang cuba bersaing. Apatah lagi cuba mengatasi kehebatan teknologi persenjataan yang dimilikinya.

Bagaimanapun, agak pelik apabila pada suatu hari Rusia memperkenalkan teknik-teknik senjata yang lebih moden dan canggih sehingga melibatkan ruang angkasa di sebuah negara sekutu Rusia, iaitu Cuba, menyebabkan AS menggelabah.

Sudah tentu AS tidak senang duduk kerana bimbang Cuba dijadikan pangkalan tentera baru kepada Rusia untuk menyerang negara kuasa besar itu.

"Apabila Rusia memberi jaminan akan menarik balik segala kemudahan ketenteraan di Cuba tentu sahaja ia adalah syarat yang mesti dipenuhi oleh AS bahawa mereka sama sekali tidak boleh menganggu pemimpin Cuba, Fidel Castro dalam usaha berterusan AS menjatuhkan pemimpin itu.

"Jika mereka masih berkeras memburu dan menjatuhkan Castro, maka alamatnya segala kemudahan tentera di Cuba akan 'dihidupkan' untuk menyerang AS. Begitulah liciknya Rusia dalam memberi jaminan pengaruh komunis di Cuba tidak akan mengancam AS," tulis Robert Dickson Crane dalam satu artikel mengulas strategi perang psiko antara AS dan Rusia.

Crane ketika itu adalah pelajar di Fakulti Undang-undang Universiti Harvard. Tanpa disangka artikel itu dibaca oleh bekas Presiden AS, Richard Nixon ketika dalam penerbangan dari California ke New York.

"Sejurus mendarat di lapangan terbang, iaitu pada Januari 1963, Nixon terus memanggil saya dan bertanya sama ada saya sedia menjadi penasihatnya untuk urusan politik luar negara," kata Crane.

Begitulah bertuahnya Crane natijah tulisannya itu yang berjaya menarik minat Presiden AS yang ke-37 itu untuk menjawat tugas yang cukup mencabar iaitu dari tahun 1963 sehingga 1968. Kemudian beliau dilantik sebagai Pengarah di Dewan Keamanan Kebangsaan.

Sepanjang dunia kerjayanya, semasa pemerintahan Presiden Ronald Reagan pula Crane menjadi Duta Besar di Emiriah Arab Bersatu (UAE).

Semua tugas tersebut memberi cabaran yang getir namun berbaloi kerana menggabungkan pelbagai pengetahuan dan pengalaman yang cukup berharga kepada Crane.

Tugasnya sebagai Penasihat Luar tersebut membawa Crane terlibat secara langsung dengan pelbagai persoalan dan pergolakan politik yang berlaku di dunia luar AS.

Beliau sedaya upaya memberi nasihat yang terbaik kepada Presiden apa yang terbaik dilakukan untuk polisi dan dasar luar mereka.

Namun amatlah penting bagi Crane membaca banyak bahan bacaan, iaitu tentu sahaja buku-buku, artikel dan jurnal. Ini membuatkan beliau turut membedah topik-topik agama dan mesti mengambil tahu mengenai apa juga agama terutama Islam.

"Saat itu saya telah membaca sedikit mengenai Islam kerana saya mula terfikir untuk menjadikan Islam itu 'rakan' sekutu kepada AS yang paling kuat untuk tempoh paling lama semata-mata untuk melawan pengaruh dan kuasa komunis.

Prejudis

"Ini kerana kami (saya dan Nixon) menganggap komunis sebagai ancaman kepada dunia," tuturnya ikhlas.

Begitu pun sebenarnya Crane mempunyai pemikiran yang sangat kotor mengenai Islam. Ia berpunca daripada sikapnya yang prejudis dan tidak pernah mengambil serius ajaran sebenar Islam.

"Yang saya tahu mengenai Islam hanyalah setiap Muslim yang baik harus membunuh penganut Kristian dan syurga bagi agama Islam ini tidak ubahnya seperti rumah pelacuran.

"Saya tidak pernah berminat mempelajari dan mengenali agama ini kerana bagi saya, Islam sebuah agama yang primitif," katanya.

Namun Crane akhirnya 'menjilat air ludahnya sendiri'. Islam yang dikatakan kotor dan menjijikkan itu akhirnya menjadi agama anutannya sehingga beliau kini dikenali sebagai Dr. Robert Farook Dickson Crane.

Semuanya bermula ketika beliau dan isteri berada di Bahrain iaitu pada musim panas 1977. Walaupun dalam keadaan suhu yang panas, cuaca yang cerah dan cantik membolehkan Crane dan isterinya bersiar-siar melihat Istana lama di Al Muharraq, iaitu sebuah kota dagang tertua di dunia.

Namun Crane dan isterinya itu terpaksa melalui lorong-lorong yang sempit dan bersimpang siur.

Akhirnya seperti yang diduga pasangan ini tersesat jalan sehingga mereka bingung tidak tahu arah mana hendak dituju walaupun berada di tengah-tengah orang ramai.

Ditakdirkan tuhan, secara tiba-tiba muncul lelaki tua yang menawarkan bantuan kepada Crane dan isteri. Pasangan tersebut kemudiannya menerima pelawaan ke rumah lelaki itu untuk berehat.

Di rumah orang tua ini, Crane dan isteri begitu gembira kerana mendapat layanan yang cukup baik dan mesra. Mereka juga dihidangkan pelbagai makanan yang enak.

"Namun yang sukar dilupakan apabila kami berbicara pelbagai perkara lebih-lebih lagi orang tua itu seorang Islam. Yang menariknya kami lebih bicarakan mengenai isu-isu yang baik-baik dan buruk-buruk yang berlaku di dunia ketika itu.

"Ia termasuk peranan tuhan terhadap manusia tanpa sedikit pun orang tua itu menyelitkan perihal Islam. Sejak pertemuan itu, ia sangat meninggalkan kesan kepada saya untuk mengenali apakah Islam yang sebenar," katanya.

Orang tua itu berjaya membuat Crane tertanya-tanya mengenai Islam. Sebabnya, perilaku dan tahap pemikirannya bukan seperti yang selalu dianggap mengenai Islam dan para penganutnya sebelum ini.

Sehinggalah pada tahun 1980, Crane berpeluang mengikuti persidangan antarabangsa mengenai gerakan Islam di New Hampshire. Ia dihadiri oleh pemimpin-pemimpin besar gerakan Islam utama dunia.

"Pada tengah hari Jumaat itu saya mengekori mereka yang saya sangka masing-masing menuju untuk menikmati makan tengah hari.

"Namun, rupa-rupanya mereka hendak solat Jumaat di sebuah ruang bangunan yang dikosongkan dan hanya ditutupi permaidani.

Harus bersujud

"Pada mulanya saya ingin berpatah balik tetapi bimbang perbuatan itu akan menyinggung mereka lalu saya duduk di belakang para jemaah dan menunggu mereka solat," katanya.

Ketika itu yang menjadi imam solat ialah tokoh terkemuka gerakan Islam dari Sudan, iaitu Hassan At Turabi.

"Ketika itulah saat yang begitu menggetarkan perasaan saya dan hampir-hampir menitiskan air mata apabila Hassan berjaya membawa dirinya dan seluruh jemaah sama-sama sujud kepada Allah.

"Walhal beliau seorang yang amat dihormati dan disegani. Jika beliau dapat sujud kepada Allah, bererti beliau berpuluh kali lebih baik daripada saya.

"Saat itu saya memutuskan saya juga harus bersujud sebagai tanda penyerahan diri kepada Allah yang Maha Berkuasa yang menciptakan manusia dan seluruh alam ini," katanya.

Crane ialah salah seorang tokoh yang akan menyampaikan syarahan di Konvensyen Kesatuan Islam Antarabangsa anjuran Yayasan Ramadan di Kuala Lumpur pada 20 dan 21 Oktober ini.

Beliau akan berkongsi lebih banyak pengalaman sejak bergelar Islam dan memegang pe lbagai jawatan penting untuk pertubuhan Islam di Amerika.

Turut menyampaikan syarahan ialah tokoh terkemuka Islam dari Syria, Dr. Muhammad Saeed Ramadan Al-Bouti, mantan Perdana Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohamad dan ramai lagi tokoh Islam yang lain.

Susunan SITI AINIZA KAMSARI

Sumber:
http://neutraldaily.blogspot.com
 

Mutiara Kata

:: Kawan untuk bergembira mudah untuk dicari, tetapi kawan untuk menangis, itulah yang sukar ditemui.



=======================================================

From: Nizam Nas <nizamnasirenic@gmail.com>


jam.jpg
 
 
Di zaman persekolahannya, para pelajar Melayu menjadi pilihan Divesh Kumar Daniel Kakulal, 28, untuk belajar dan mentelaah ilmu pengetahuan.

Pergaulan mereka bukan setakat itu sahaja malah rutin harian yang dijalankan seolah seperti adik-beradik yang sukar dipisahkan. Boleh dikatakan di mana ada rakan Melayu sekelasnya, di situ mesti ada Daniel.

Malah persahabatan yang wujud itu tidak pernah membuatkan Daniel merasa tersisih. Sebaliknya, keakraban itu merupakan satu hikmah membawa pengislaman dirinya untuk memahami ajaran Islam dengan lebih mendalam.

Setiap kali waktu pelajaran Pendidikan Moral diajarkan, Daniel akan membawa dirinya mengikuti kelas Agama Islam bersama dengan rakan-rakan Melayu. Ketika itu tiada tentangan daripada guru agama yang mengajar malahan memberi galakan kepada Daniel untuk mempelajari ilmu itu. Namun hatinya masih belum terdetik untuk berbicara panjang mengenai Islam.

Namun, sokongan, pandangan serta nasihat abang dan kakak yang sudah sekian lama memeluk Islam menjadi pembakar semangat untuk anak muda ini menjadi Muslim sejati dan memilih agama ini sebagai pegangan hidup.

Bayangkan saya merahsiakan perkara ini hampir 10 tahun daripada ibu. Namun akhirnya diketahui mengenai pengislaman saya ketika dimaklumkan oleh salah seorang jiran tetangga mengenai saya melalui penyertaan dalam sebuah program rancangan realiti iaitu Cari Menantu dengan tertera menggunakan nama Islam pada episod yang kedua.

Ketika itu, ibu saya kurang senang dengan berita tersebut dan berlaku perselisihan faham antara saya dan ibu. Saya tidak dibenarkan pulang ke rumah lalu saya menetap di rumah abang saya. Namun naluri sebagai anak terhadap ibu tersayang membuatkan diri saya terus beriltizam dan berusaha untuk bersemuka dan menerangkan mengenai tindakan saya ini, jelasnya.

Tambah Daniel, tujuan sebenar merahsiakan dalam tempoh yang lama ini kerana tidak mahu menyakiti hati ibu.

Walaupun memeluk Islam dengan kerelaan hati tetapi beliau memahami perasaan seorang ibu yang mudah tersinggung dan kecil hati lebih-lebih lagi apabila ia melibatkan soal agama.

Ibu adalah orang yang paling saya sayangi dan hormati di dunia ini. Namun kehendak saya memilih untuk mendalami agama Islam membuatkan saya serba salah untuk mengatakan perkara yang sebenar.

Namun akhirnya Tuhan memberi hidayah setelah saya menyertai program Cari Menantu, jelasnya.

Kata Daniel, selepas menyertai program realiti itu, dia berasakan ia adalah masa yang paling sesuai untuk menyuarakan rahsia yang terbuku di hati kepada ibu.

Alhamdulillah program Cari Menantu telah menyatukan hati saya bersama ibu tercinta dan atas alasan itu juga akhirnya masalah saya dapat diselesaikan.

Ibu menerima saya kembali dan pada masa yang sama menerima isteri saya, Engku Rabaal Adawiyah sebagai menantu, tambahnya.

Daniel yang merupakan penceramah bebas di Yayasan Perkhidmatan Informasi Islam (IISF) dan Pegawai Pemasaran, di Islamic Sabha Group diumumkan sebagai pemenang rancangan Cari Menantu bersama pasangannya. Sekali gus menjadi peserta pertama yang mengukir nama dalam program realiti istimewa itu.

Daripada ratusan pasangan semasa uji bakat diadakan Semenanjung Malaysia, 10 pasangan telah dipilih dan tiga telah dipilih sehingga ke peringkat akhir.

Program realiti yang membimbing para peserta tentang kehidupan berumah tangga disiarkan selama 13 minggu berturut-turut bermula pada 28 Disember 2006, menerusi TV9.

Menurut Daniel, soalan-soalan yang ditimbulkan oleh para juri memang sukar dijawab tetapi dengan ilmu yang dipelajari daripada seorang ustaz dan abangnya, beliau dapat menjawab dengan baik.

Saya dan isteri membuat persiapan awal dari segi emosi terutama mengenai soalan-soalan fikah. Ia juga menguji daripada persoalan agama sehingga kepada penampilan diri,ujarnya.

Dalam pada itu, Daniel dan isterinya bersyukur dengan kejayaan mereka serta menyifatkan ia sebagai rezeki dan hadiah perkahwinan.

Kami menyertai program ini bukan untuk sasaran hadiah tetapi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dalam konteks hubungan suami isteri dan alam rumahtangga,katanya.

Sementara itu, Daniel berpendapat, kebanyakan masyarakat bukan Islam sering melihat perkara negatif tentang Islam.

Persepsi masyarakat bukan Islam amat berbeza kerana ia melihat perilaku masalah melibatkan umat Islam yang melibatkan agama, jelasnya.

Mengenai isu mualaf dan isu bin Abdullah, Daniel berkata, isu itu sebenarnya menyusahkan masyarakat bukan Islam untuk mendalami Islam. Ini kerana tanggapan mereka apabila masuk Islam bermakna kena tukar nama bapa kepada Abdullah.

Bagi mereka, perkara ini seolah-olah terpaksa membuang ayah dan keluarga.

Bagi saya dengan mengekalkan nama keluarga, saya yakin lebih ramai orang bukan Islam berminat untuk menganuti agama ini,  katanya.

Sumber: Utusan Malaysia






__._,_.___
Recent Activity:
" Minuman para Anbia :  http://higoat-2009.blogspot.com/"

" Anda masih mencari jodoh? Lawati http://www.myjodoh.net"

" Kertas Soalan Ramalan Matematik 2010 :  http://maths-catch.com/exam"



Terima kasih kerana sudi bersama kami. Untuk mendapatkan maklumat lanjut tentang ReSpeKs Group, sila ke : http://respeks-group.blogspot.com

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment